Mengenangmu di Sepi Senja

Mengenangmu di Sepi Senja

Senja datang dengan langkah pelan, melukis langit dengan warna-warna yang mendalam—jingga yang merona, merah yang membara, dan biru yang meredup perlahan. Di saat itulah, bayangmu hadir dalam ingatanku, menyusup di antara kelamnya malam yang merambat perlahan. Setiap detik yang berlalu, membawaku kembali ke masa-masa ketika kita duduk bersama, meresapi indahnya senja tanpa berkata, membiarkan hati yang berbicara dalam diam.

Angin senja berbisik pelan, membawa kenangan yang dulu kita simpan di sudut-sudut hati. Dalam heningnya, aku mengenangmu—sebuah nama yang tak pernah pudar meski waktu terus berputar. Di setiap hembusan angin, ada rindu yang tak pernah usai, merayap dalam jiwa seperti bayangan yang tak bisa kuhindari. Senja ini, menjadi saksi bisu betapa dalamnya aku terjerat dalam pesona kenangan tentangmu, betapa kuatnya ikatan yang tercipta dari setiap senyum dan tawa yang pernah kita bagi.

Kini, dalam kesendirian yang sunyi, aku merasakan kekosongan yang begitu nyata. Tak ada lagi suara lembutmu yang menemani, tak ada lagi tatapan hangat yang menyapa. Yang tersisa hanyalah gemuruh rindu yang menggema di dalam hati, mengguncang setiap sudut jiwa yang rapuh. Mengenangmu di sepi senja, adalah perjalanan dalam ruang waktu yang tak berujung, seperti melangkah dalam lorong-lorong yang dipenuhi bayanganmu, tanpa ada pintu keluar yang pasti.

Namun, aku tak ingin melupakan. Setiap kenangan adalah harta yang kutemukan di balik pintu waktu, menyimpan serpihan-serpihan dari kisah yang pernah kita rajut bersama. Di sepi senja ini, aku memilih untuk tetap mengenangmu—meski sakit, meski rindu, karena di sanalah, aku menemukan diriku yang sesungguhnya. Diriku yang tak pernah benar-benar sendiri, karena kau selalu hadir dalam setiap senja yang datang, mengingatkan bahwa cinta ini akan tetap hidup, meski hanya dalam kenangan yang abadi.


Juwairiyah 

*****

Referensi:

https://medium.com/nusantara-banget/remembering-you-in-the-stillness-of-dusk-e8a9d12ef8fe

Posting Komentar untuk "Mengenangmu di Sepi Senja"